Sabtu, 04 Februari 2012

Berkembangnya era globalisasi adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari, namun itulah yang harus kita jalani dan lewati. Hal tersebut berdampak terhadap perubahan perilaku pribadi maupun sosial masyarakat, untuk itu diperlukan kejelian dalam memilah-milah proses atau cara agar perubahan tersebut tidak menimbulkan dampak yang negatif. Mahasiswa yang notabenenya adalah pemuda yang memiliki potensi besar dalam mengontrol berbagai perubahan yang ada melalui fungsinya sebagai agen perubahan (agent of change) menuju kearah yang positif, karena saat ini sudah banyak yang terkena virus modernisasi dan budaya hedonisme yang pada akhirnya akan meruntuhkan perjuangan mahasiswa itu sendiri sebagai pembawa kemaslahatan bagi umat, bangsa dan negara.
Seiring dengan kemajuan zaman dan tuntutan di dunia pendidikan untuk terampil ke depan maka dituntut kita dalam meningkatkan bibit Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki rasa intelektual, kreativitas, inovatif dan berakhlak mulia yang cukup berpotensi sehingga dapat menggunakan keilmuannya dalam kehidupan bermasyarakat. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) adalah salah satu wadah pendidikan mahasiswa yang memegang banyak sarana keintelektualan khususnya di bidang keilmiahan dan teknologi keolahragaan di UPI. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) ini juga tidak akan lepas dari kegiatan keilmiahan yang merupakan bagian dari kajian bidang ilmu keolahragaan, dalam mengembangkan ilmu keolahragaan maka setiap individu di bidang ini harus berperan aktif dan ikut serta dalam melakukan kajian dan penelitian di bidang keolahragaan. Mahasiswa yang memiliki fungsi sebagai agent of change harus memiliki kemampuan yang nantinya bisa dipergunakan dilingkungan masyarakat, membawa perubahan–perubahan kearah yang lebih baik sesuai dengan kamajuan zaman saat ini. Untuk memenuhi tuntutan ini maka mahasiswa harus membekali dirinya dengan ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam kehidupan di dalam maupun diluar kampus, hal itu dimungkinkan dengan diberinya kebebasan beraktivitas dan berkreativitas selama batas-batas wajar tertentu. Mahasiswa dituntut untuk belajar banyak dari yang sedikit bukan belajar sedikit dari yang banyak, bukan hanya juga belajar dari bangku perkuliahan saja tetapi ia juga harus mencarinya dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler atau diluar bangku perkuliahan. Namun, hingga saat ini FPOK masih kekurangan SDM dalam berpartisipasi dan berprestasi di kegiatan penulisan karya tulis ilmiah. 
Bertitik tolak persoalan-persoalan serta berbagai harapan diatas maka dari itu kami Himpunan Mahasiswa Ilmu Keolahragaan (HIMA IKOR) bidang Keilmuan menggagas suatu event, untuk menunjang maksud dan tujuan diatas yaitu “Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PPKTI)”.
LANDASAN KEGIATAN


  

Sabtu, 29 Oktober 2011

Keterlambatan sea games ke-26

Keterlambatan Persiapan Sea Games XXVI
            Pesta olahraga yang akan diadakan setiap 2 tahun sekali yang ke-26 akan diadakan di Indonesia yang direncanakan pada tanggal 11 November 2011, bertempat di Palembang, sumatera selatan dan di Jakarta, sebagai tuan rumah pendukung. Suatu kebanggaan pesta olah raga ini  bisa diadakan kembali di Indonesia, mengingat acara ini merupakan suatu acara besar se-Asia Tenggara, diharapkan acara ini bisa menjadi jembatan untuk Indonesia menunjukkan dirinya di mata dunia.
            Namun demikian, Indonesia mendapatkan beberapa hambatan yang menyebabkan kekhawatiran berbagai pihak akan keberlangsungan acara ini. Beberapa hambatan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1.      Pemasangan instalasi yang terlambat
Pemasangan instalasi bagi kebutuhan pusat penyiaran SEA Games XXVI di Palembang benar-benar terlambat dan hanya sedikit waktunya sehingga harus dilakukan pengerucutan dalam jumlah peralatan. pemasangan instalasi tersebut seharusnya sudah dilakukan antara 40-50 hari menjelang hari H penyelenggaraan SEA Games, namun dana yang dibutuhkan sebesar Rp57 miliar belum turun.
2.      Gangguan pada alat komunikasi
Kekhawatiran akan terjadinya gangguan pada alat Informasi Teknologi (IT) yang tidak "real time" pada cabang-cabang olahraga tertentu.
3.      Kondisi sarana dan prasarana yang belum berstandar internasional
Kondisi sarana dan prasarana yang belum berstandar internasional ini ditandai dengan belum adanya toilet berstandar internasional, hingga belum tersedianya gedung sekretariat verifikasi nilai di kawasan landing. sementara pelebaran jalan setapak menuju area take off belum dikerjakan, sehingga menyulitkan jalan atlet dan paraboy (petugas pelipat parasut -red). Begitu pula jalanan menuju daerah landing sebagian masih belum diaspal.
Hal-hal diatas merupakan sekelumit hambatan-hambatan yang terjadi dalam persiapan penyelenggaraan sea games ke-26 di Indonesia. Indonesia sebagai negara penyelenggara seharusnya menyelesaikan sarana dan prasarana 30 hari atau 40 hari sebelum acara tersebut diadakan, agar kekhawatiran seperti yang terjadi sekarang bisa terhindari. Secara tidak langsung, hal ini merupakan pertaruhan nama baik Indonesia di mata dunia.
Apa yang terjadi sekarang, seharusnya menjadi cerminan di masa yang akan datang untuk Indonesia dalam mempersiapkan event Internasional. Sebab, jika acara kali ini gagal berjalan tepat pada waktunya serta mendapat komentar yang tidak memuaskan akan menimbulkan under estimate bagi Indonesia. terlepas dari semua hambatan di atas beroptimislah karena masih ada waktu untuk mempersiapkan event ini menjadi lebih baik dan menghilangkan kekhawatiran yang marak sekarang-sekarang ini. Hidup Indonesia!


RAHMAT HIDAYATULOH DAN ADLI HAKAMA

Kamis, 29 September 2011

G A L A U

galau, sering sekali kata-kata tu terucap oleh orang yang sedang PATAH HATI.... tak bisa d pungkiri, itulah kata yang sedang ngetren saat ini,... ntar ha d lnjut... haaaa